“Ya, aku menyayanginya, aku sangat menyanyanginya sebagai
seorang sahabat, aku pun takut kehilangannya..”
Sahabatku lebih memilih pujaan hatinya dibandingkan
aku, ia pernah ber bicara padaku,
“Cha, aku sayang banget sama dia, dia segalanya buat aku,
cha.. Tapi aku bingung, apa yang harus aku lakukan, aku sudah menganggap kamu,
bagian dari hidupku.. Please cha,, bantu aku..”
Terkadang aku merasa sedikit aneh..
“Hey, kamu.. Seseorang yang selalu sahabatku puja.. Aku akui
aku sangat menyanyangi kekasihmu,tapi itu sebagai sahabat, tidak lebih.. Kumohon izinkan aku untuk tetap berada dengan
sahabatku karibku yang selalu ada untukku selama 6 tahun ini.. “
Apa harus aku bicara ?? Kau sudah merebutnya dariku, teman..
Kau sudah merebutnya…
Sehingga sampai saat ini aku tidak dapat bertemu bahkan berhubungan
lagi dengannya…..
Aku masih ingat sekali kata terakhirnya untukku yaitu..
“Maaf, cha.. Aku harus lakuin ini, aku gak bisa
terus-terusan bohong, buat kamu, aku gak bisa…
Kamu ngerti ini kan cha ?
Please… “
“Santai aja, kalo kamu sayang sama dia, yaaa ikutin apa yang
dia mau.. Termasuk jauh dari aku, hehehe.. becanda.. Aku harap suatu saat
pacarmu sadar ya, aku gak punya maksud untuk yakitin siapapun..
Oke, semua udah jelas ya..
Kita harus ngerti satu sama lain, kadang sedikit benci akan
ini, tapi mau apa lagi ?? “
Dan kalian tahu Sahabatku tidak penah menghubungiku sampai
saat ini terakhir kita bertemu 2 tahun yang lalu, dia hanya tersenyum melihatku,
dan aku tahu dia sangat bahagia dengan wanita pilihannya, aku merelakan sahabat
terbaikku , untuknya.
Salam rinduku untukmu, IAS…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar